Wednesday 9 January 2013

hari penuh Nama.

Hari ini adalah 08 Januari 2013. Kalau di ingat-ingat adalah hari ulang tahun orang paling ngirit sedunia, Singgih Dwi Pangestu –menurutku-. Seperti biasa les pagi masuk jam 06.00. Tak ada yang special hari ini kecuali sizu yang lupa bahwa aku masuk jam enam pagi.
Agar tidak aku lupa, jam 07.18 terjadi sebuah tragedi yang menggelikan. Nissa terlambat masuk kelas, dan mendapat slenthikan bu Tri. Anak-anak sekelas ikut menanggapi dan setelah duduk di tempatnya tiba-tiba Nisa menangis entah kenapa, membuat sederet bangku paling utara menahan tawa.
Hari ini adalah hari penuh nama. Karena aku juga melakukan wawancara dengan seorang anak perempuan yang asalnya tidak jelas. Namanya Nur Azni Devita Laila Sari. Dalam percakapan di sebuah anak tangga disebelah timur panggung permanen sma trayem dia mengaku bahwa dia adalah siswa pindahan dari Depok, Jawa Barat. Dulunya dia bersekolah di SMP 4 depok, yang letaknya dijalan merdeka, dan tidak jauh dari kantor samsat. smp nya itu pernah buat shooting film, film horror lho, katanya.
Kegiatannya setiap pagi adalah, bangun tidur, sholat, kalau ngantuk ya tidur lagi, katanya. Setelah itu mandi, menyeterika baju, pake baju, pake bedak tapi tanpa lipstick, lalu sarapan. Setelah itu berangkat sekolah. Pulang sekolah kira-kira jam 2, sampai rumah kalau belum sholat, maka ia sholat, stelah itu tidur, lalu bangun sholat ashar, tidur lagi kalo ngantug, lalu sholat magrib, blajar dan tidur. Hari-harinya terasa penuh dengan kegiatan tidur ya?
Beda topic lagi, Devita tak menjawab ketika aku bertanya tentang berapa jumlah mantan pacarnya. Kemudian aku bertanya tentang mantan terakhirnya, dan ia menceritakan bahwa mantan terakhirnya adalah seorang bule. Dikatakan bule karena wajahnya memang layaknya orang-orang barat sana. Orangnya baik, pinter, dan tentunya cakep begitu ceritanya.
Mungkin hanya itu yang bisa aku tulis dari percakapanku dengan Devita. Usai Devita pulang, aku sempatkan menengok ari, yang tiba-tiba saja menghilang dari pandanganku, kata singgih ia di teras kelas X 2. Benar saja, begitu aku melewati masjid sekolah aku dihadapkan oleh wajah polos yang daguunya menempel di pematang teras. Pantas saja ia betah, didepannya adalah seorang gadis yang ceritanya dulu menjadi dambakan dani dan ari. Tak mau tahu apa yang mereka bicarakan aku langsung berlalu sambil tertawa tak jelas.
Begitu aku pindah ke halaman sekolah, tepatnya sesaat aku kelluar dari kamar mandi guru, aku dikagetkan oleh seorang berkerudung putih yang mengenakan masker. Aku sangat hafal, Fina. Ketika kutanya ada apa gerangan ia datang kemari, ia mengatakan kalo ia hendak memberikan sebuah kado untuk singgih yang sedang berulang tahun.
Dalam hati aku berkata, pasti singgih akan terkesima, dan benar saja begitu dikeluarkan kotak berwarna kuning dari tas coklat itu ia tertawa dan wajahnya memerah. Beberapa menit kami terlibat percakapan, lalu aku pulang. Oh ya, catatan penting hari ini adalah singgih membelikan aku semangkok mie ayam didepan sekolah, sesuatu hal yang taka akan aku lupakan.

1 comment: