Hari ini adalah 08 Januari 2013. Kalau di
ingat-ingat adalah hari ulang tahun orang paling ngirit sedunia, Singgih Dwi
Pangestu –menurutku-. Seperti biasa les pagi masuk jam 06.00. Tak ada yang
special hari ini kecuali sizu yang
lupa bahwa aku masuk jam enam pagi.
Agar tidak aku lupa, jam 07.18 terjadi sebuah
tragedi yang menggelikan. Nissa terlambat masuk kelas, dan mendapat slenthikan bu Tri. Anak-anak sekelas
ikut menanggapi dan setelah duduk di tempatnya tiba-tiba Nisa menangis entah
kenapa, membuat sederet bangku paling utara menahan tawa.
Hari ini adalah hari penuh nama. Karena aku
juga melakukan wawancara dengan seorang anak perempuan yang asalnya tidak
jelas. Namanya Nur Azni Devita Laila Sari. Dalam percakapan di sebuah anak
tangga disebelah timur panggung permanen sma trayem dia mengaku bahwa dia
adalah siswa pindahan dari Depok, Jawa Barat. Dulunya dia bersekolah di SMP 4
depok, yang letaknya dijalan merdeka, dan tidak jauh dari kantor samsat. smp
nya itu pernah buat shooting film, film horror lho, katanya.
Kegiatannya setiap pagi adalah, bangun tidur,
sholat, kalau ngantuk ya tidur lagi, katanya. Setelah itu mandi, menyeterika
baju, pake baju, pake bedak tapi tanpa lipstick, lalu sarapan. Setelah itu
berangkat sekolah. Pulang sekolah kira-kira jam 2, sampai rumah kalau belum
sholat, maka ia sholat, stelah itu tidur, lalu bangun sholat ashar, tidur lagi
kalo ngantug, lalu sholat magrib, blajar dan tidur. Hari-harinya terasa penuh
dengan kegiatan tidur ya?
Beda topic lagi, Devita tak menjawab ketika aku
bertanya tentang berapa jumlah mantan pacarnya. Kemudian aku bertanya tentang
mantan terakhirnya, dan ia menceritakan bahwa mantan terakhirnya adalah seorang
bule. Dikatakan bule karena wajahnya
memang layaknya orang-orang barat sana. Orangnya baik, pinter, dan tentunya
cakep begitu ceritanya.
Mungkin hanya itu yang bisa aku tulis dari
percakapanku dengan Devita. Usai Devita pulang, aku sempatkan menengok ari,
yang tiba-tiba saja menghilang dari pandanganku, kata singgih ia di teras kelas
X 2. Benar saja, begitu aku melewati masjid sekolah aku dihadapkan oleh wajah
polos yang daguunya menempel di pematang teras. Pantas saja ia betah,
didepannya adalah seorang gadis yang ceritanya dulu menjadi dambakan dani dan
ari. Tak mau tahu apa yang mereka bicarakan aku langsung berlalu sambil tertawa
tak jelas.
Begitu aku pindah ke halaman sekolah, tepatnya
sesaat aku kelluar dari kamar mandi guru, aku dikagetkan oleh seorang
berkerudung putih yang mengenakan masker. Aku sangat hafal, Fina. Ketika
kutanya ada apa gerangan ia datang kemari, ia mengatakan kalo ia hendak
memberikan sebuah kado untuk singgih yang sedang berulang tahun.
Dalam hati aku berkata, pasti singgih akan
terkesima, dan benar saja begitu dikeluarkan kotak berwarna kuning dari tas
coklat itu ia tertawa dan wajahnya memerah. Beberapa menit kami terlibat
percakapan, lalu aku pulang. Oh ya, catatan penting hari ini adalah singgih
membelikan aku semangkok mie ayam didepan sekolah, sesuatu hal yang taka akan
aku lupakan.
aku baru tahu :(
ReplyDelete