Sunday 16 November 2014

Hujan Sore

Rinai hujan  berguguran membawakan kesejukan
Setiap jatuhnya mendendangkan satu nada
Jadilah sebuah lagu dengan isian cerita kita

Bisa saja kau dan aku duduk bersama untuk menyimak setiap baris dan baitnya
Secangkir teh dan beberapa potong kue tentu menambah hangat suasana

Duh, hujan mereda. Meredakan lamunan, membangunkan dari bayang-bayangmu yang kian memudar diantara barisan awan.

Monday 6 October 2014

Ikhlas.

Suatu momen ketika angin berhembus diantara alis dan bulu matamu,
lalu bergetar menggelitik daun telingamu,
hingga akhirnya dengan sejuk mengalir dalam rongga dadamu
Saat itu kau rasa lega, hingga tak terasa bibirmu tersenyum dan matamu terpejam.
anganmu melayang, berhamburan penuh kegembiraan.


Friday 25 July 2014

Baru saja muncul, Sob. Sosokmu dalam tayangan mimpiku
Siapa pemeran utamanya? Aku taku kamu?
Sebaiknya kia berdua saja, menikmati cengkrama yang mengalun bersama alunan cerita petualanganmu
Petikan gitarmu, lembut nyanyianmu, kadang terlebur oleh gelora semangatmu, oleh kilatan cahaya dari kedua matamu
dan kurasa sebentar saja sudah mengusir kerinduanku,
dan kurasa sebentar saja sudah membekas di benakku
dan kurasa kehangatanmu tertinggal didalam sanubariku.
Bram.

Sunday 6 July 2014

 
siapa menyangka akan bertemu dengan gadis manis sepertimu?
Aku rasa malaikatpun lupa menulis cerita ini dalam kitabnya, sehingga tanpa sengaja kita bisa bertemu.
300 hari lalu, entah tepat atau tidak, tapi sepertinya memang sudah 300 hari. Mungkin sebelumnya aku hanya bisa terkagum lewat gambar kalender yang disana terpampang wajahmu, tapi hari itu, benar-benar secara nyata aku perhatikan setiap detil, dari jidat, sampai sandalmu. 
Memang benar kata Pak Deni, mengenalmu hanya akan membuat sakit hati, Lho? memang iya, gadis secantik kamu, pasti banyak yang suka. hahaha, tapi tidak jadi mengapa, aku sedikit demi sedikit mempelajarimu. Melihatmu tertawa, berteriak, berbicara, atau tersenyum. Siapa tak terlena melihat senyummu? Ya, ketika pipimu sedikit terangkat, bibirmu melengkung bak kawah telaga warna, dan matamu berbinar tajam, saat itulah ada angin sirep yang membius lalu menidurkan dalam lamunan.
Rupanya, menceritakannya pun membuat larut dalam bayang-bayang. Karna sampai hari ini, aku masih menyimpan rasa kagum ini. Tak perlu diungkapkan, karena aku yakin kamu sudah tahu itu. 
Judulnya : Kesucian Penyembuh
 

Wednesday 2 July 2014

Wisuda Siswa SD Muhammadiyah Gunungpring Tahun Pembelajaran 2013/2014