Selamat
Ulang Tahun
Semoga
bertambahnya usia akan menguatkan ikatan perasaan antara kita,
Dan
memperkaya cerita indah kita, hingga kita sadar kontrak hidup kita yang tinggal
sesaat.
Muntilan, 04 Oktober 2014
Apa
kabar ? Semoga Rahmat Tuhan senantiasa melindungimu.
Adakah
kesempatan untuk bercerita ? Syukurlah.
Bulan
September, tahun 2014. Adalah bulan yang tersusun dari hari-hari yang penuh
kesibukan. September tahun ini adalah bulan dimana aku harus mengurus lanjutan
sekolahku. Ternyata persiapannya lumayan merepotkan. Mulai dari fotocopy, transfer
biaya, legalisir, hingga meminta surat keterangan di berbagai tempat. Diantara
kawan-kawan sekelasku dulu, mungkin hanya aku yang terlambat merasakan
kesibukan ini. Mereka sekarang sudah disibukkan dengan tugas, makalah, laporan,
atau presentasi, sedangkan aku mencium aromanya saja belum.
Persiapan
yang cukup menyita waktu, ditambah rutinitas ditempat kerja, dari pagi hingga
sore yang harus tetap dilakukan juga, hingga aku sadar bahwa kalender sudah
berada di angka 29. Artinya satu minggu lagi adalah hari ulang tahunmu. Ya
Tuhan, aku bahkan hampir melupakannya, jika bukan karena gambar wajahmu yang
tertempel di almari itu.
Kalau
tahun-tahun lalu hampir 1 bulan aku mempersiapkan hari ulang tahunmu, tahun ini
hanya punya waktu 1 minggu saja. Tapi tak apa, bukankah aku sudah merencanakan
untuk mendewasakan hubungan antara kita berdua ? Bukan lagi dengan kisah cinta
anak remaja yang penuh dengan pamrih. Karenanya tak perlu berlebihan dan diluar
batas yang ditentukan, kita buat sederhana.
Tak
perlu risau, bukan karena aku tak menyayangimu hingga kita harus membuatnya
sesederhana ini. Saking sederhananya hingga kita hanya tahu aku mencintaimu,
dan kau mencintaiku, mari kita jaga persaan kita masing-masing hingga waktu
yang menentukan kapan kita akan melangkah lebih jauh. Tapi sungguh, semenjak
masuk dilingkungan tempat kerja ini, aku
sadar bahwa apa yang kita lakukan dulu untuk mengungkapkan persaan kita adalah
sesuatu yang salah, sesuatu yang tidak pada tempat dan waktunya. Maka saatnya
kita memperbaiki kesalahan kita, dan memulai sesuatu yang benar untuk kebaikan
kita. Jika terasa berat, percayalah bahwa itu hanya karena belum terbiasa. Apa
yang kita rasakan adalah sama. Aku bahkan harus banyak berpuasa untuk menahan
perasaan yang membelenggu ini, dengan harapan suatu saat nanti akan nampak
kebahagiaan yang kita impikan. Semoga kita menyadari akan keserdahanaan ini,
bukan karena Tuhan yang memaksa kita menyederhanakannya tetapi karena kita yang
terlanjur menjabarkan terlalu luas.
Sudah
aku pikirkan apa yang akan kuberikan padamu, semoga kamu suka dan membawa
manfaat nantinya. Dan cukuplah surat ini sebagai penyambung lidahku. Selamat
ulang tahun.
Penuh Cinta,
Kira-kira berniat nulis di laman ini lagi nggak ya mas? hehe
ReplyDeleteTulisannya sekarang di hape semua hehe
ReplyDeletegimana mau pake halaman ini po ?