Thursday 2 April 2015

Antara Aku, Kau dan Hujan.

Hujan yang indah. Seperti katamu, musim hujan tahun ini sama sekali aku tak mengeluh pada hujan. Seperti apapun hujan itu turun, deras, gerimis, berangin, berpetir, atau gabungan dari semuanya, aku selalu berdoa mengiringi tetes airnya.

Banyak cerita diantara aku, kau dan hujan. Misalnya, dulu sekali ketika kita masih menjadi anak sekolah. Hujan kadang datang ketika kita sedang berlatih pramuka, sehingga karena datangnya kita bisa beristirahat bahkan pulang dari latihan lebih awal. Itu berarti sebentar saja kita merasakan terik matahari halaman sekolah yang membuat kering tenggorokan. Terima kasih, hujan.

Pernah hujan datang di waktu sarapan pagi. Membuatmu menunda keberangkatan menuju sekolah. Dan tentunya membuatku menunggu cukup lama untuk kedatanganmu. Bahkan tak sempat kita bertemu karena bel masuk terburu menyeru. Hikmahnya, begitu bel istirahat kamu segera mengunjungiku, mengantarkan bekal yang tak sempat kau berikan pagi itu. Sekali lagi, terima kasih hujan.

Ada kalanya hujan datang di jam pulang sekolah. Kalau itu cukup deras, maka kita akan duduk bersama di warung kantin. Menikamati minuman hangat dan sajian televisi yang kurasa tidak bermutu. Macam berita selebriti, FTV yang jalan ceritanya sangat mudah di tebak, atau sinetron yang selalu menceritakan tentang ular raksasa dan seorang pangeran yang mengendari burung elang untuk membeli obat di apotek. Kalau aku mematikan televisi itu, pasti dengan segera kau hidupkan lagi. Padahal kaupun tak mau melihatnya. Sepi! Begitu katamu. Padahal berualang kali aku katakan suara hujan itu lebih ramai dan menghibur dari suara siaran televisi. Dalam waktu yang beberapa saat itu, pasti ada banyak hal yang kita bicarakan. Banyak cerita yang di hamburkan. Senanglah bisa menghemat biaya dan tenaga daripada harus mendiskusikannya via sms. Lagi-lagi terima kasih hujan sudah menyediakan sarananya.

Rupanya dari situlah kamu selalu berkata untuk mensyukuri setiap tetes hujan yang datang. Hujan adalah berkah, hujan adalah rahmat. 
Selamat sore hujan senja, terima kasih mengingatkanku padanya, meski jauh ia tenggelam bersama gemericik suaramu.

No comments:

Post a Comment