Balada Hujan di Penghujung Senja
Sudah satu jam lamanya, rintik air berjatuhan saling
berkejar-kejaran
Diatas genting suaranya tek..tek..tek..
Sedang diatas seng rumah tetangga bunyinya
teng..tong..teng..tong..
Ditambah suara gemuruh petir, menjadi orkes yang lebih indah
dari musik manapun
Ditengah riuh air, pemuda-pemuda tampak dari kaca jendela
rumah
Berlari, berkejaran, berteriak dan tertawa
Bermain sepak bola
Tanpa menghiraukan derasnya air hujan membasahi sekujur
tubuh mereka terus menendang
Sampai teriakan seorang diantara mereka, memberi jeda mata
disekelilingnya memperhatikan
Tubuhnya penuh lumbur terpelanting ketanah
Wajahnya lurus menatap langit, menantang setiap butir air
yang turun dengan kencangnya
Kembali suasana penuh tawa kala ia angkat tubuhnya dan mulai
menyeka air dari mata juga hidung dan pipi
Tak berapa lama
mereka berhamburan, suara adzan menggema, mengalun bersama gelap suasana senja
Kapan hujan akan reda?
Tidak nampak tanda debit air menurun, tapi untungnya ini
bukan ibukota
Jadi, tak perlu khawatir banjir melanda
No comments:
Post a Comment