Tuesday 5 February 2013

Balada Hujan di Penghujung Senja (#Puisi-)


Balada Hujan di Penghujung Senja

Sudah satu jam lamanya, rintik air berjatuhan saling berkejar-kejaran
Diatas genting suaranya tek..tek..tek..
Sedang diatas seng rumah tetangga bunyinya teng..tong..teng..tong..
Ditambah suara gemuruh petir, menjadi orkes yang lebih indah dari musik manapun

Ditengah riuh air, pemuda-pemuda tampak dari kaca jendela rumah
Berlari, berkejaran, berteriak dan tertawa
Bermain sepak bola
Tanpa menghiraukan derasnya air hujan membasahi sekujur tubuh mereka terus menendang
Sampai teriakan seorang diantara mereka, memberi jeda mata disekelilingnya memperhatikan
Tubuhnya penuh lumbur terpelanting ketanah
Wajahnya lurus menatap langit, menantang setiap butir air yang turun dengan kencangnya
Kembali suasana penuh tawa kala ia angkat tubuhnya dan mulai menyeka air dari mata juga hidung dan pipi
 Tak berapa lama mereka berhamburan, suara adzan menggema, mengalun bersama gelap suasana senja

Kapan hujan akan reda?
Tidak nampak tanda debit air menurun, tapi untungnya ini bukan ibukota
Jadi, tak perlu khawatir banjir melanda

No comments:

Post a Comment